(WOUW) Nikmatnya Menjadi Hamba Allah
“Barangsiapa menempatkan dirinya di sisi Tuhannya layaknya hamba sahaya yang tunduk dan patuh ( yang ia miliki, maka ia telah mencapai puncak
(kehambaan) yang sangat sempurna.”
Harapan setiap dari Anda manakala mempunyai hamba sahaya adalah hamba yang
berkarakter dan berperilaku penurut, berbudi pekerti luhur, bekerja dengan
profesional selain juga berpenampilan bersih, rapi, dan disiplin.
Pertanyannya, apakah saat Anda mengidam-idamkan budak seperti ini,
terbetikkah bagaimana selayaknya Anda bersikap kepada Tuhan. Tentunya,
sebagaimana Anda senang memperoleh budak semacam di atas tersebut, maka Allah
pun juga akan gembira mendapati hamba-Nya yang senantiasa tunduk, patuh,
beradab, rendah diri, menunaikan perintah-Nya, serta menjauhi segala
larangan-Nya. Oleh sebab itulah, Anda belum dikatakan telah mencapai
kesempurnaan selama Anda tidak mengambil posisi diri di hadapan Tuhan seperti
Anda meletakkan budak Anda di hadapan diri Anda sendiri. Yaitu menjadikan
hubungan Anda dengan Tuhan layaknya kemauan Anda dengan budak yang Anda miliki.
Sehubungan dengan itu, kala Anda memiliki budak yang durhaka, membangkang,
selalu ingkar janji atau tidak bermoral, Anda pun akan menjatuhkan hukuman,
bisa berupa cambukan, pengisolasian dan sebagainya. Sama persis ketika Allah
mendapati hamba-Nya yang tidak menurut, durhaka, melanggar ajaran-Nya, secara
otomatis hamba itu akan memperoleh murka Allah swt dengan berbagai
implikasinya.
Cobalah Anda sedikit melakukan kontemplasi. Apa yang Anda impikan dari anak
Anda. Sudah barang tentu Anda memiliki harapan yang tinggi kepadanya, “Oohh..
aku ingin mempunyai anak yang mendengarkan untaian nasihatku, yang bisa membuat
aku bangga, membuat aku bahagia, hormat kepadaku, dan memuliakanku.”
Sejatinya, impian Anda ini tidak berbeda dari keinginan Allah terhadap
hamba-Nya, dimana Dia menginginkan agar hamba-Nya tersebut
menghargai-Nya, mengagunggkan-Nya, dan taat kepada-Nya.
Saat Anda menjadi seorang guru, harapan besar segera “menyergap” Anda yaitu
sebuah asa agar santri Anda menjadi santri yang sukses, berhasil, selalu
belajar, rajin, ulet yang kelak akan menjadi cendekiawan muslim. Seperti itu
pula harapan Allah. Dia mengharapkan supaya Anda lulus sebagai hamba yang
berpredikat sukses, berhasil, meningkat pangkat dan derajatnya sehingga bisa
masuk ke dalam surga-Nya.
Pedihnya, acap kali kita marah dan kesal pada budak, santri atau anak kita
yang nakal, berperangai buruk, bertindak kurang ajar kepada kita tapi kita
berleha-leha bahkan merasa tidak bersalah di saat kita tidak taat kepada Allah.
Tal ayal, ini merupakan hal yang sangat keliru. Jangan hanya pandai menuntut
budak kita untuk senantiasa bersikap patuh namun kita abai akan sikap dan
perilaku kita di hadapan Allah, merasa masa bodoh bahkan menganggapnya ringan
begitu saja. Kalau yang “kecil” (dosa) Anda remehkan, bersiaplah menikmati
kekerdilan Anda di genggaman kebesaran-Nya.
وَتَحْسَبُوْنَهُ هَيِّّناً وَهُوَ عِنْدَ اللهِ عَظِيْمٌ.
“Kamu mengganggapnya suatu yang ringan saja, padahal dia di sisi Allah
adalah besar.” (Qs. An Nur [24]: 15).
referensi http://mushollarapi.blogspot.com/2013/06/nikmatnya-menjadi-hamba-allah.html
referensi http://mushollarapi.blogspot.com/2013/06/nikmatnya-menjadi-hamba-allah.html
0 komentar:
Posting Komentar