Grebek Sekaten Perpaduan Dakwah Islam dan Budaya di Jawa
YOGYAKARTA- Puncak perayaan Sekaten atau Grebekan di
Alun-Alun Utara Kraton Yogyakarta, diakhiri dengan gunungan yang
diperebutkan bagi warga masyarakat.
Sekaten sendiri merupakan
sebuah budaya yang ada di Yogyakarta, sedangkan Maulud merupakan
peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Sekretaris Majelis Ulama
Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta, Ahmad Muksin Kamaludiningrat,
mengatakan, gerebek sekaten merupakan dakwah Islam yang dilakukan
melalui budaya. Artinya, pesan dakwah yang disampaikan dalam ajaran Islam menyatu dalam budaya Jawa yang ada di masyarakat. "Inti
dari Grebek Sekaten pada Bulan Maulud itu merupakan syiar dakwah.
Menyampaikan pesan dakwah melalui budaya,". Gunungan yang diperebutkan untuk
warga itu memiliki nilai sedakah dalam ajaran Islam. Sedakah tersebut
diberikan dari Raja (Sultan HB X) bagi masyarakat. "Ada nilai
historisnya kenapa ada gunungan, ada galeman yang mengiringi, ada
prajurit yang mengawal, hingga perebutan gunungan," jelasnya.
Pria
yang menjadi staf pengajar di beberapa kampus yang ada di Yogyakarta
itu menjelaskan, metode dakwah bukan hanya dilakukan melalui ceramah
semata, tetapi bisa melalui kesenian dalam suatu pertunjukan ataupun
budaya seperti dalam sekaten.
"Sekaten itu bukan sekadar hura-hura dan bersenang-senang, tetapi memiliki nilai dakwah yang diajarkan dalam agama," jelasnya.
0 komentar:
Posting Komentar