Hidayah Harganya Mahal
Carut marut kehidupan umat manusia hari ini, tak terkecuali di
Indonesia yang mayoritas Muslim, sebagai akibat jauhnya mereka dari
Hidayah (petunjuk) Allah. Carut marut itu terlihat dalam semua level
kehidupan, sejak dari kehidupan individu, rumah tangga, masyarakat
sampai Negara. Akibatnya, terjadi kekacauan hidup dan kezaliman di
mana-mana dan di semua lini kehidupan.
إن الحمد لله
وحده, نحمده و نستعينه و نستغفره ونتوب اليه ونعوذ بالله من شرور أنفسنا
وسيئات أعمالنا من يهده الله فهو المهتد ومن يضلله فلن تجد له وليا مرشدا,
أشهد أن لا اله الا الله وحده لا شريك له وأشهد أن محمدا عبده ورسوله بلغ
الرسالة وأدى الأمانة ونصح للأمة وتركنا على المحجة البيضاء ليلها كنهارها
لا يزيغ عنها الا هلك, اللهم صل وسلم على نبينا محمد وعلى آله وصحبه ومن
دعا بدعوته الى يوم الدين. أما بعد, فيا عباد الله اوصيكم ونفسي الخاطئة
المذنبة بتقوى الله وطاعته لعلكم تفلحون. وقال الله تعالى في محكم التنزيل
بعد أعوذ بالله من الشيطان الرجي :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ (ال عمران 102)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ (ال عمران 102)
Kaum muslimin rahimakumullah…
Pertama-tama, marilah kita tingkatkan kualitas taqwa kita pada Allah
dengan berupaya maksimal melaksanakan apa saja perintah-Nya yang
termaktub dalam Al-Qur’an dan juga Sunnah Rasul saw. Pada waktu yang
sama kita dituntut pula untuk meninggalkan apa saja larangan Allah yang
termaktub dalam Al-Qur’an dan juga Sunnah Rasul Saw. Hanya dengan cara
itulah ketakqawaan kita mengalami peningkatan dan perbaikan….
Selanjutnya, shalawat dan salam mari kita bacakan untuk nabi Muhammad Saw sebagaimana perintah Allah dalam Al-Qur’an :
أعوذ بالله من الشيطان الرجي
إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
Sesungguhnya Allah dan malaikat-Nya bershalawat atas Nabi
(Muhammad Saw). Wahai orang-orang beriman, ucapkan shalawat dan salam
atas Nabi (Muhammad) Saw. ( Al-Ahzab : 56)
Kaum Muslimin rahimakumullah…
Carut marut kehidupan umat manusia hari ini, tak terkecuali di
Indonesia yang mayoritas Muslim, sebagai akibat jauhnya mereka dari
Hidayah (petunjuk) Allah. Carut marut itu terlihat dalam semua level
kehidupan, sejak dari kehidupan individu, rumah tangga, masyarakat
sampai Negara. Akibatnya, terjadi kekacauan hidup dan kezaliman di
mana-mana dan di semua lini kehidupan. Yang paling menyedihkan dan
mengerikan lagi, manusia hari ini berlomba-lomba membangkang kepada
Allah; Tuhan Pencipta mereka sendiri. Bahkan banyak pula yang bersumpah
atas nama Allah untuk kufur pada-Nya dan menyingkirkan hukum Allah dari
lapangan kehidupan serta menerapkan hukum jahiliyah sebagai gantinya.
Anehnya, mereka masih saja mengklaim sebagai Muslim.
Pertanyaan yang sering muncul ialah : Mengapa manusia ada yang
beriman kepada Allah dan hukum Allah dan ada pula yang kafir
(mengingkari) Allah dan hukum-Nya dan atau beriman kepada Allah tetapi
kafir pada hukum Allah? Kenapa tidak Allah ciptakan saja semua manusia
itu beriman kepada-Nya dan kepada hukum-Nya. Bukankah Allah itu Maha
Kuasa?
Allah, Sebagai Tuhan Pencipta manusia mempersilahkan manusia itu
sendiri yang memilih jalan hidup yang akan mereka jadikan aturan dan
standar kehidupan di dunia ini, apakah jalan iman (keyakinan dan
ketaatan) kepada-Nya, atau jalan kufur (pengingkaran dan maksiat)
kepada-Nya, hukum dan sistem-Nya. Namun setiap pilihan itu akan
mengandung konsekuensi akhirat yang berbeda. Allah menjelaskan :
وَقُلِ الْحَقُّ مِنْ رَبِّكُمْ فَمَنْ شَاءَ
فَلْيُؤْمِنْ وَمَنْ شَاءَ فَلْيَكْفُرْ إِنَّا أَعْتَدْنَا لِلظَّالِمِينَ
نَارًا أَحَاطَ بِهِمْ سُرَادِقُهَا وَإِنْ يَسْتَغِيثُوا يُغَاثُوا
بِمَاءٍ كَالْمُهْلِ يَشْوِي الْوُجُوهَ بِئْسَ الشَّرَابُ وَسَاءَتْ
مُرْتَفَقًا (29) إِنَّ الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ
إِنَّا لَا نُضِيعُ أَجْرَ مَنْ أَحْسَنَ عَمَلًا (30) أُولَئِكَ لَهُمْ
جَنَّاتُ عَدْنٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهِمُ الْأَنْهَارُ يُحَلَّوْنَ فِيهَا
مِنْ أَسَاوِرَ مِنْ ذَهَبٍ وَيَلْبَسُونَ ثِيَابًا خُضْرًا مِنْ سُنْدُسٍ
وَإِسْتَبْرَقٍ مُتَّكِئِينَ فِيهَا عَلَى الْأَرَائِكِ نِعْمَ الثَّوَابُ
وَحَسُنَتْ مُرْتَفَقًا (31)
Dan katakanlah: “Kebenaran (Al-Qur’an) itu datangnya dari
Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan
barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir.” Sesungguhnya Kami
telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang gejolaknya
mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan
diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan
muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling
jelek. (29) Sesungguhnya mereka yang beriman dan beramal shaleh,
tentulah Kami tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang
mengerjakan amalan(nya) dengan yang baik.(30) Mereka itulah (orang-orang
yang) bagi mereka syurga ‘Adn, mengalir sungai-sungai di bawahnya;
dalam syurga itu mereka dihiasi dengan gelang mas dan mereka memakai
pakaian hijau dari sutera halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk
sambil bersandar di atas dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang
sebaik-baiknya, dan tempat istirahat yang indah. (31) (QS. Alkhafi : 29 – 31)
Kaum Muslimin rahimakumullah…
Agar manusia tidak mempunyai peluang untuk berprasangka buruk pada
Allah, apalagi menuduh-Nya diskriminatif atau zalim dalam memutuskan
perkara manusia di Akhirat kelak berkaitan dengan apa yang telah mereka
pilih dan kerjakan semasa mereka mendapat jatah hidup di dunia, dan juga
sebagai bukti Maha Adilnya Allah Tuhan Pencipta dan tidak diktator,
kendati terhadap hamba-Nya sekalipun, Allah telah menciptakan mereka
dengan sebaik-baik bentuk dibandingkan dengan makhluk lain, sehingga
menjadi makhluk yang sangat sempurna. Kesempurnaan manusia itu
dilengkapi dengan fasilitas fisik yang super canggih, dibekali pula
dengan empat alat super moderen, yakni telinga, mata, otak dan hati.
Di samping itu, diturunkan pula bagi mereka Kitab Petunjuk Hidup
(Al-Qur’an) yang haq (benar), untuk menjelaskan mana haq (kebenaran) dan
mana pula yang bathil, mana yang menyelamatkan dan mana yang
menyesatkan manusia serta dibantu pula penjelasannya oleh seorang Rasul
bernama Muhammad Saw. Kitab Petunjuk Hidup yang terjamin keasliannya
sampai hari Kiamat itu didukung pula oleh tanda-tanda Kebesaran dan
Keagungan-Nya yang tesirat dalam jagad raya dan dalam diri manusia yang
setiap saat dan waktu Allah munculkan, baik melalui kerja keras manusia
dalam melakukan eksperimen-eksperimen ilmiah, atau Dia munculkan begitu
saja di hadapan mereka.
Namun demikian, mengapa masih banyak manusia yang ingkar, menentang
Allah Tuhan Pencipta, dan bahkan ada yang menolak keberadaan-Nya
sedangkan mereka sendiri tinggal di atas bumi yang diciptakan-Nya?
Dalam kondisi umat manusia hari ini yang sedang kehilangan pegangan
dan petunjuk hidup, maka nilai Hidayah terasa sangat mahal. Karena
dengan Hidayah itulah manusia bisa hidup mulia dan selamat di dunia dan
di akhirat.
Kaum Muslimin Rahimakumullah…
Untuk merasakan betapa mahalnya nilai sebuah Hidayah, paling tidak
ada dua hal yang perlu diketahui. Pertama, pengertian Hidayah. Kedua,
Macam-Macam Hidayah.
1.Pengertian Hidayah (Petunjuk)
Kata Hidayah adalah dari bahasa Arab atau bahasa Al-Qur’an yang telah
menjadi bahasa Indonesia. Akar katanya ialah : هدى – يهدي – هديا – هدى –
هدية – هداية (hadaa, yahdii, hadyan, hudan, hidyatan, hidaayatan).
Khusus yang terakhir, kata (هداية) kalau wakaf (berhenti) di baca :
Hidayah, nyaris seperti ucapan bahasa Indonesia. Hidayah secara bahasa
berarti petunjuk. Lawan katanya adalah : ضلالة (Dholalah) yang berarti
“kesesatan”. Secara istilah (terminologi), Hidayah ialah penjelasan dan
petunjuk jalan yang akan menyampaikan kepada tujuan sehingga meraih
kemenangan di sisi Allah. Pengertian seperti ini dapat kita pahami
melalui firman Allah surat Al-Baqarah berikut :
(أُولَئِكَ عَلَى هُدًى مِنْ رَبِّهِمْ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ (5
“Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan Pencipta mereka, dan (sebab itu) merekalah orang-orang yang sukses.” (Q.S. Al-Baqarah: 5)
2.Macam-Macam Hidayah
Para Ulama besar Islam telah menjelaskan dengan rinci dan mendalam
perihal Hidayah/Hudan, khususnya yang diambil dari Al-Qur’an seperti
yang ditulis oleh Al-Balkhi dalam bukunya “Al-Asybah wa An-Nazho-ir”,
Yahya Ibnu Salam dalam bukunya “At-Tashoriif”, As-Suyuthi dalam bukunya
“Al-Itqon” dan Ibnul Qoyyim Al-Jawzi dalam bukunya “Nuzhatu Al-A’yun
An-Nawazhir”.
Hidayah/Hudan Dalam Al-Qur’an tercantum sekitar 171 ayat dan terdapat
pula dalam 52 Hadits. Sedangkan pengertian Hidayah / Hudan dalam
Al-Qur’an dan Hadits terdapat sekitar 27 makna. Di antaranya bermakna :
penjelasan, agama Islam, Iman (keyakinan), seruan, pengetahuan,
perintah, lurus/cerdas, rasul /kitab, Al-Qur’an, Taurat,
taufiq/ketepatan, menegakkan argumentasi, Tauhid/ mengesakan Allah,
Sunnah/Jalan, perbaikan, ilham/insting, kemampuan menilai, pengajaran,
karunia, mendorong, mati dalam Islam, pahala, mengingatkan, benar dan
kokoh/konsisten.
Dari 27 pengertian tersebut di atas, sesungguhnya Hidayah, secara umum, terbagi menjadi empat bagian utama :
1.Hidayah I’tiqodiyah (Petunjuk Terkait Keyakinan Hidup), seperti firman Allah dalam surat An-Nahl berikut :
إِنْ تَحْرِصْ عَلَى هُدَاهُمْ فَإِنَّ اللَّهَ لا يَهْدِي مَنْ يُضِلُّ وَمَا لَهُمْ مِنْ نَاصِرِينَ (37)
“Jika kamu sangat mengharapkan agar mereka dapat petunjuk
(keyakinan hidup), maka sesungguhnya Allah tiada memberi petunjuk kepada
orang yang disesatkan-Nya, dan sekali-kali mereka tiada mempunyai
penolong”. (Q.S. An-Nahl : 37)
Atau seperti firman Allah berikut ini :
وَقَالَ رَجُلٌ مُؤْمِنٌ مِنْ آلِ فِرْعَوْنَ
يَكْتُمُ إِيمَانَهُ أَتَقْتُلُونَ رَجُلا أَنْ يَقُولَ رَبِّيَ اللَّهُ
وَقَدْ جَاءَكُمْ بِالْبَيِّنَاتِ مِنْ رَبِّكُمْ وَإِنْ يَكُ كَاذِبًا
فَعَلَيْهِ كَذِبُهُ وَإِنْ يَكُ صَادِقًا يُصِبْكُمْ بَعْضُ الَّذِي
يَعِدُكُمْ إِنَّ اللَّهَ لا يَهْدِي مَنْ هُوَ مُسْرِفٌ كَذَّابٌ (28)
Dan seorang laki-laki yang beriman di antara pengikut-pengikut
Firaun yang menyembunyikan imannya berkata: “Apakah kamu akan membunuh
seorang laki-laki karena dia menyatakan: “Tuhan Penciptaku ialah Allah,
padahal dia telah datang kepadamu dengan membawa keterangan-keterangan
dari Tuhan Penciptamu. Dan jika ia seorang pendusta maka dialah yang
menanggung (dosa) dustanya itu; dan (tetapi) jika ia seorang yang benar
niscaya sebagian (bencana) yang diancamkannya kepadamu akan menimpamu”.
Sesungguhnya Allah tidak memberikan petunjuk (hidayah) kepada
orang-orang yang melampaui batas lagi pendusta (penolak kebenaran yang
datang dari-Nya). (Q.S. Al-Mu’min: 28)
2.Hidayah Thoriqiyah (Petunjuk Terkait Jalan Hidup,
yakni Islam yang didasari Al-Qur’an dan Sunnah Rasul Saw, seperti Firman
Allah dalam surat Al-Hajj berikut ini :
لِكُلِّ أُمَّةٍ جَعَلْنَا مَنْسَكًا هُمْ
نَاسِكُوهُ فَلا يُنَازِعُنَّكَ فِي الأَمْرِ وَادْعُ إِلَى رَبِّكَ
إِنَّكَ لَعَلَى هُدًى مُسْتَقِيمٍ (67)
“Bagi tiap-tiap umat telah Kami tetapkan syariat tertentu yang
mereka lakukan, maka janganlah sekali-kali mereka membantah kamu dalam
urusan (syariat) ini dan serulah kepada (agama) Tuhanmu. Sesungguhnya
kamu benar-benar berada pada jalan yang lurus (Islam)”. (Q.S. Al-Hajj: 67)
ِAtau seperti firman Allah di bawah ini :
إِنْ هِيَ إِلا أَسْمَاءٌ سَمَّيْتُمُوهَا أَنْتُمْ
وَآبَاؤُكُمْ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ بِهَا مِنْ سُلْطَانٍ إِنْ يَتَّبِعُونَ
إِلا الظَّنَّ وَمَا تَهْوَى الأَنْفُسُ وَلَقَدْ جَاءَهُمْ مِنْ
رَبِّهِمُ الْهُدَى (23)
“Itu tidak lain hanyalah nama-nama yang kamu dan bapak-bapak kamu
mengada-adakannya; Allah tidak menurunkan suatu keterangan pun untuk
(menyembah) nya. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti sangkaan-sangkaan,
dan apa yang diingini oleh hawa nafsu mereka, dan sesungguhnya telah
datang petunjuk (Islam/ Al-Qur’an) kepada mereka dari Tuhan mereka”. (Q.S. Annajm: 23)
3.Hidayah ‘Amaliyah (Petunjuk Terkait Aktivitas Hidup), seperti firman Allah dalam surat Al-Ankabut berikut :
وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ (69)
Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami,
benar-benar akan Kami tunjukkan Kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan
sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (Q.S. Al-Ankabut: 69)
4.Hidayah Fithriyah (Fitrah). Hidayah Fithriyah ini
terkait dengan kecenderungan alami yang Allah tanamkan dalam diri
manusia untuk meyakini Tuhan Pencipta, mentauhidkan-Nya dan melakukan
hal-hal yang bermanfaat untuk diri mereka.
Realisasinya tergantung atas pilihan dan keinginan mereka sendiri.
Sumbernya adalah Qalb (hati nurani) dan akal fikiran yang masih bersih
(fithriyah) sebagaimana yang dialami oleh Nabi Ibrahim. Allah
menjelaskan dalam firma-Nnya:
فَلَمَّا رَأَى الْقَمَرَ بَازِغًا قَالَ هَذَا
رَبِّي فَلَمَّا أَفَلَ قَالَ لَئِنْ لَمْ يَهْدِنِي رَبِّي لأَكُونَنَّ
مِنَ الْقَوْمِ الضَّالِّينَ (77)
Kemudian tatkala dia melihat bulan terbit dia berkata: “Inilah
Tuhanku”. Tetapi setelah bulan itu terbenam dia berkata: “Sesungguhnya
jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk
orang-orang yang sesat”. (Q.S. Al-An’am: 77)
Kaum Muslimin rahimakumullah….
Demikianlah khutbah ini, semoga Allah membantu dan menolong kita
dalam memahami betapa mahalnya nilai Hidayah dan mensyukuri Hidayah yang
telah Allah anugerahkan kepada kita. Tanpa Hidayah mustahil kita bisa
selamat di dunia dan akhirat. Dan semoga Allah berkenan menghimpunkan
kita di syurga Firdaus yang paling tinggi bersama Rasul Saw, para
shiddiqin, syuhada’, dan shalihin sebagaimana Allah himpunkan kita di
tempat yang mulia ini. Allahumma amin…
بارك الله لي ولكم في القرآن العظيم ونفعني وإياكم
بما فيه من الآيات و الذكر الحكيم أقول قولي هذا وأستغفر الله لي ولكم إنه
تعالى جواد كريم ملك رؤوف رحيم إنه هو السميع العليم ……
Sumber: http://www.eramuslim.com/khutbah-jumat/mahalnya-harga-hidayah.htm
0 komentar:
Posting Komentar